Senin, 20 Februari 2012

Memahami konsep rahmatallilalamin dalam prespektif keadilan dan keadilan gender


TEKS SIRAMAN ROHANI

MEMAHAMI KONSEP  RAHMATALLIL’ALAMIIN
DALAM PRESPEKTIF KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER

 

السلام علىكم ورحمة اللة و بركتة
انّ الْحَمْدللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومنَ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
ﭧ ﭨ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ                        ﮔﮕ              
     ﭧ ﭨ      ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ !$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9
ام بعد

-          Kepada ibu ketua Dharma Wanita Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu beserta jajarannya, yang saya hormati
-          Kepada ibu ketua Dharma Wanita Persatuan UPTD Pendidikan se-Kabupaten Indramayu
-          Yang saya banggakan ibu-ibu anggota Dharma Wanita se-Kabupaten Indramayu para undangan semuanya yang mudah-mudahan kita semua selalu dalam lindungan Allah Swt. Amien.. 

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberi kita nikmat, terutama nikmat Iman dan Islam kepada kita semua sehingga kita dapat bersilaturahmi berkumpul di majlis yang Insya Allah penuh barokah ini, yaitu dalam rangka pertemuan rutin dharma wanita dinas pendidikan Kabupaten Indramayu.
Shalawat  serta salam semoga senantiasa  kita sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang kita jadikan suri tauladan bagi kita sekalian. Dengan harapan semoga kita semua menjadi ummat beliau sampai akhir hayat dan kita semua mendapatkan  syafaatnya. Amien ...
Beberapa steatmen tentang urgensi peran perempuan ialah :
Perempuan itu ibarat sekolah, jika kalian mendidiknya dengan baik berarti kalian sedang mempersiapkan sebuah bangsa dengan baik (Al hadist).
            Perempuan itu dengan tangan kirinya menggoyang buaian, tangan kanannya menggoyang dunia. ( Kata mutiara )
Perempuan adalah tiang negara. Apabila kaum perempuan yang ada itu baik, maka baiklah negara itu. Dan apabila kaum perempuan yang ada rusak maka rusaklah negara (ahlul Hikmah).
Surga itu ada dibawah telapak kaki kaum ibu (Al hadist).

A.       KONSEP  RAHMATALLIL’ALAMIIN DALAM PERSPEKTIF KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER
Perempuan dari masa ke masa memerankan peran dalam ranah keluarga diri dan masayarakatnya. Keberadaan perempuan merupakan suatu keniscayaan untuk dapat mewujudkan keberlangsungan kehidupan.  jenis kelamin laki-laki bersifat produktif dan perempuan dengan fungsi reproduksinya saling bersinergi untuk mewujudkan tujuan penciptaan manusia sebagai kholifah di muka bumi. Dengan berjalannya waktu perempuan selalu menjadi jenis kelamin yang dinomorduakan, hak-hak nya terabaikan, dengan kewajiban yang harus ia perankan secara tuntas.
Masyarakat jahiliyyah mengesampingkan kaum perempuan padahal kaum perempuan adalah ibu yang melahirkan kita. Mereka amat malu bila istri mereka yang sedang hamil melahirkan anak perempuan. Hal itu dianggap membawa aib bagi keluarga. Setiap anak perempuan yang lahir lantas dibunuh supaya tidak membuat malu. Perempuan kala itu ibarat barang yang bisa di wariskan, Dari sini tampak bahwa anak perempuan tidak diberi hak untuk hidup dan berkembang. Sungguh malang nasib anak perempuan waktu itu. Apa yang diperbuat oleh masyarakat Arab pada masa itu tak luput dari kecaman Allah Swt. (QS. An Nahl: 58-59)
#sŒÎ)ur tÏe±ç0 Nèdßymr& 4Ós\RW{$$Î/ ¨@sß ¼çmßgô_ur #tŠuqó¡ãB uqèdur ×LìÏàx. ÇÎÑÈ 3uºuqtGtƒ z`ÏB ÏQöqs)ø9$# `ÏB Ïäþqß $tB uŽÅe³ç0 ÿ¾ÏmÎ/ 4 ¼çmä3Å¡ôJãƒr& 4n?tã Acqèd ôQr& ¼çmßtƒ Îû É>#uŽI9$# 3 Ÿwr& uä!$y $tB tbqßJä3øts ÇÎÒÈ
Artinya: “(58) Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. (59)  Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

Keberadaan perempuan yang tidak dianggap seperti manusia itu tidak hanya berlaku di masyarakat arab saja, sejarah menceritakan Mesir kuno, Yunani kuno, Romawi kuno, memperlakukan perempuan ibarat bukan manusia yang mempunyai hak asasi yang sama laiknya laki-laki. Upacara-upacara peribadatan menjadikan perempuan sebagai persembahan para dewa.
Islam datang dengan semangat keadilan dan kesetaraan gender
Pada masa rasulullah Saw perempuan diberikan hak yang sama dalam pemikiran dan peranan. Khadijah ra, perempuan yang pertama kali masuk Islam adalah seorang janda kaya raya. Setelah menjadi isteri rasulullah ia mempunyai peranan penting yaitu membantu secara langsung dengan mengorbankan seluruh harta bendanya untuk berjihad, membiayai perjuangan rasulullah dalam menyiarkan dan menyebarluaskan agama Islam.
Setelah sayyidatina Khodijah wafat, Rasul menikah lagi dengan putri Sahabat Abu bakar  yaitu Siti Aisyah, Siti Aisyah merupakan contoh perempuan yang memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan ilmu pengetahuan Islam. Oleh rasulullah Saw biasanya Aisyah dijadikan sebagai juru berita dalam banyak hal mengenai agama. Sebab keterangan yang diberikannya selalu dapat diterima dan dapat memuaskan orang banyak, beliau juga banyak meriwayatkan hadist, ini bukti Rasul sebagai rahmatallilalamin telah meletakkan dasar-dasar kesetaraan dan keadilan gender yang pada masa zaman jahiliyyah perempuan sama sekali dianggap tidak ada keberadaannya seperti tidak adanya (wujuduhu kaadamihi).
Islam menawarkan konsep rahmatalilalamin, bahwa Islam hadir sebagai Rahmat bagi seluruh alam tanpa terkecuali, Islam bukan hanya menguntungkan pada jenis kelamin laki- laki, tetapi juga jenis kelamin perempuan islam bukan rahmatalirijalin akan tetapi mengakomodir seluruh alam yang didalamnya ada jenis kelamin yang seringkali di subordinalkan oleh bentukan budaya yaitu perempuan.
 ﭧ ﭨ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ                        الأنبياء: ١٠٧

Artinya: Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Dalam perjalanannya Al-Qur’an  mempunyai dua prespektif yaitu :
-       Al-Qur’an  yang qothi (tidak ada perselisihan tentang keabsahannya)
-       Penafsiran Al-Qur’an
 Sedang ranah kedua yaitu Penafsiran Al-Qur’an  disini terletak perbedaan para ulama dan para cendikia untuk menafsirkan Al-Qur’an  dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, budaya , dzauk bahasa dan lain sebagainya. Begitu juga dengan ayat ayat yang sensitif gender. Issu kesetaraan dan keadilan gender, poligami, hak asuh anak, munahakat, hak asuh anak, bila dicermati sungguh alquran merupakan kitab suci yang bisa mengakomodir segala lapisan manusia dengan konsep utama tauhidnya, tak ada yang patut dipertuhan kecuali Allah. Ini mengandung arti tak ada derajat yang lebih tinggi antara laki-laki dan perempuan. Dalam Islam yang patut dipertuhan hanya  Allah.
Pada ranah penafsiran banyak terdapat perbedaan pada pemahaman ayat ayat gender, budaya patriakhi yang kuat mempengaruhi corak penafsiran yang menyudutkan perempuan, ini bukanlah amanat yang sebenarnya karena konsep utama Al-Qur’an ialah keadilan dan kesetaraan gender, ayat tentang poligami misalnya :

 ﭧ ﭨ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ
÷bÎ)ur ÷LäêøÿÅz žwr& (#qäÜÅ¡ø)è? Îû 4uK»tGuø9$# (#qßsÅ3R$$sù $tB z>$sÛ Nä3s9 z`ÏiB Ïä!$|¡ÏiY9$# 4Óo_÷WtB y]»n=èOur yì»t/âur ( ÷bÎ*sù óOçFøÿÅz žwr& (#qä9Ï÷ès? ¸oyÏnºuqsù ÷rr& $tB ôMs3n=tB öNä3ãY»yJ÷ƒr& 4 y7Ï9ºsŒ #oT÷Šr& žwr& (#qä9qãès?
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

Ayat ini seringkali diplintir dan dijadikan dalil tentang kehalalan berpoligami dengan alasan syahwat, bila dicermati secara jeli dan melihat asbabunuzulnya ayat ini justru mengarah ke prinsip monogami, dan perlindungan terhadap anak yatim.
Islam menjunjung hak-hak perempuan berikut komentar Sahabat Abu Bakar tentang keberadaan perempuan setelah Islam datang “Sejak Islam diperkenalkan oleh Rasullalah kita menjadi sadar akan keberadaan mereka sejak sebelumnya mereka kita anggap tidak ada peranan dan kontribusinya.”
Dalam Al-Qur’an  juga banyak dikisahkan tentang peranan perempuan mulai dari ranah perempuan sebagai ibu seperti kisah Ibunda Nabi Musa, Perempuan sebagai pemegang kekuasaan seperti kisah Ratu Bilqis di surat Saba’ dan Surat An-naml. Ini merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa Islam mempunyai semangat keadilan dan kesetaraan gender. Amal baik seseorang tidak dilihat dari jenis kelamin, bentuk fisik, jabatan, fungsi sosial dan nilai-nilai ekstrinsik lainnya. Amal sholih dilihat dari kualitas ketaqwaan dan keihklasan seseorang, amal sholih juga buka dilihat dari kuantitasnya akan tetapi kulaitas dari amal perbuatan tersebut. Seperti tersirat dalam surat al-Hujurat ayat 13:
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

B.        Peran Perempuan

Peran perempuan sebagai ibu (madrasatul ‘ula)

            Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi kesejahteraan sosial dan kelestarian anggota-anggotanya terutama anak-anaknya. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak dini. Dan diharapkan dari keluargalah seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan mapan dan dewasa. Ibu merupakan sekolah pertama bagi seorang anak (madrosatul ula )

Peran perempuan sebagai istri

            Peran istri sebagai pendamping suami dapat sebagai teman, pendorong dan penasehat yang bijaksana. Dan yang paling penting bahwa semua peran itu dapat dilakukan dengan baik apabila ada keterbukaan satu sama lain, kerjasama yang baik dan saling pengertian. Tak ada yang lebih tinggi derajatnya apakah laki-laki ataukah perempuan, kedua jenis kelamin itu setara dihadapan Allah. Dan kehidupan keluarga akan terjalin harmonis apabila ada sistem reciprocal atau “saling” saling mencintai saling pengertian dan seterusnya dan sebagainya. Yang membedakan satu individu dengan individu lainnya ialah ketaqwaannya.

Peran perempuan dalam masyarakat

            Secara kodrati, perempuan sebagai manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatannya dengan manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya berhubungan dengan individu lain merupakan suatu usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Dari hubungan antar pribadi ini, tumbuhlah perasaan diterima, ditolak, dihargai-tidak dihargaidan diakui-tidak diakui. Di samping itu dari hubungan antar pribadi ini, manusia dapat lebih mengenal dirinya sendiri, banyak mendapatkan penilaian dan memberikan penilaian. Bergaul dengan individu lain, membuka kesempatan bagi perempuan untuk dapat menyatakan diri dan mengembangkan kemampuannya.
            Suatu kenyataan bahwa dewasa ini keikut-sertaan perempuan dalam mencapai tujuan pembangunan sangat diharapkan. Dalam hubungan antar pribadi (pergaulan) masing-masing individu diberi kesempatan untuk mengembangkan pribadinya agar dapat mendekati sempurna.

C.        Urgensi Ilmu bagi perempuan
Untuk memerankan tugas perempuan sebagai hamba Allah dan mengemban tugas sebagai kholifah dimuka bumi maka perempuan harus mempunyai kompetensi dan kapabilitas yang patut diperhitungkan bagi sekelilingnya, sehingga perempuan mampu eksistable dan bermanfaat bagi sekelilingnya.
Perempuan yang sabar dan telaten terhadap masalah pelik kehidupan, akan tetapi juga mampu menyelesaikan masalah yang dianggap besar dengan kesabaraanya. Dengan hati yang berjiwa besar Ibunda Musa mampu menyelamatkan putra tercintanya dari rezim Fir’aun.
!$uZøŠym÷rr&ur #n<Î) ÏdQé& #ÓyqãB ÷br& ÏmÏèÅÊör& ( #sŒÎ*sù ÏMøÿÅz Ïmøn=tã ÏmŠÉ)ø9r'sù Îû ÉdOuŠø9$# Ÿwur Îû$sƒrB Ÿwur þÎTtøtrB ( $¯RÎ) çnrŠ!#u Å7øs9Î) çnqè=Ïæ%y`ur šÆÏB šúüÎ=yößJø9$# ÇÐÈ
            Artinya: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, Karena Sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (al-Qashash: 7)

Dengan kompetensi dan kapabilitas yang bias diandalkan perempuan juga mampu berperan penting dalam masyarakatnya seperti Ratu Saba yang mampu membangun bangsanya menjadi bangsa yang adil makmur dan sentosa.

ôs)s9 tb%x. :*t7|¡Ï9 Îû öNÎgÏYs3ó¡tB ×ptƒ#uä ( Èb$tG¨Yy_ `tã &ûüÏJtƒ 5A$yJÏ©ur ( (#qè=ä. `ÏB É-øÍh öNä3În/u (#rãä3ô©$#ur ¼çms9 4 ×ot$ù#t/ ×pt6ÍhsÛ ;>uur Öqàÿxî ÇÊÎÈ
 Artinya: “Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". (Saba’: 15)

Untuk bisa menjadi perempuan yang bermartabat dan berkualitas tidak cukup dengan berpangkutangan akan tetapi diperlukan suatu usaha yang realistis untuk bisa mencapainya. Perempuan yang cerdas ialah perempuan yang selalu mengembangkan kualitas kehidupannya terus menuntut ilmu dan berdedikasi besar terhadap keluarga juga bangsanya. Dalam mengembangkan amal sholih Allah memberikan reinforce bahwa tak ada perbedaan laki-laki maupun perempuan untuk mencapai surga dan kehidupan yang bahagia dunia akhirat.
ô`tB Ÿ@ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhŠsÛ ( óOßg¨YtƒÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒ ÇÒÐÈ
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”. (an-Nahl: 97)

Perempuan yang bermartabat dengan konsep Rahmatallil’alamin harus lebh mementingkan sesuatu yang bersifat intrnsik daripada kecenderungan yang bersifat ekstrinsik, jangan hanya menonjolkan keindahan fisik tapi intelektualitas yang rendah,moralitas yang jelek. Untuk menunjang hal itu muslimah harus memprioritaskan libido ilmu daripada sesuatu yang bersifat material kebendaan.
Imam Ali RA, memberikan gambaran sepuluh tentang keutamaan ilmu daripada kebendaan yaitu :
1.        Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Fir’aun, Qarun, dan lain-lain.
2.        Ilmu selalu menjaga orang yang mempunyainya, sedangkan harta dijaga oleh orang yang mempunyainya.
3.        Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang yang berharta mempunyai banyak lawan.
4.        Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah sedangkan harta bila diberikan akan berkurang.
5.        Ilmuwan sering dipanggil alim, ulama, dan lain-lain. Sedangkan hartawan sering dipanggil bakhil, kikir, dan lain-lain.
6.        Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat, sedangkan pemilik harta dimintai pertanggungjawabannya.
7.        Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila disimpan akan usang dan lapuk.
8.        Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, sedangkan harta selalu dijaga dari kejahatan.
9.        Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan tempat.
10.    Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi terang dan tenteram, sedangkan harta akan mengeraskan hati.

Kiranya cukup sekian dari saya, mohon maaf apabila dalam penyampaian saya kurang berkenan, kebenaran yang saya sampaikan adalah berasal dari Allah Swt dan bila ada yang salah yang saya sampaikan, itu semua murni dari pribadi saya, saya manusia biasa yang tidak lepas dari kelemahan dan keterbatasan yang masih membutuhkan saran dan nasehat dari orang-orang yang lebih pintar dan benar.
السلام علىكم ورحمة اللة و بركتة
Wallahu alam bisowab…………..
Oleh:
Faijah, S.Pd
SDN KEDOKANGABUS II