KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL 2.2
Pembelajaran
Sosial Emosional (PSE) adalah pembelajaran dalam memahami, menghayati,
mengelola emosi dan mencapai tujuan positif serta pembelajaran yang mengajarkan
bagaimana kita merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain serta
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif atau terampil dalam
mengambil keputusan yang bertanggung jawab. PSE sangat penting untuk dipelajari
dan dipahami oleh setiap orang khususnya guru. Sebagai guru, tentunya memiliki
banyak aktivitas, bukan hanya di sekolah saja, namun kegiatan di rumah atau di
lingkungan masyarakat. Dengan banyaknya kegiatan tersebut, tidak menutup
kemungkinan guru akan berada pada situasi yang menegangkan, melelahkan dan
sulit dalam mengendalikan diri serta emosi. Tidak terbayangkan bila situasi ini
terbawa ke lingkungan sekolah atau kelas, saat guru mengajar dengan kondisi
emosi yang tidak stabil atau tidak terkontrol bahkan dalam kondisi guru
memiliki banyak beban pikiran seperti stres, maka dapat saja timbul hal yang
tidak menyenangkan dan tidak diinginkan. Misalnya, pada saat pembelajaran. Jika
guru masuk ke dalam kelas dalam kondisi lelah, banyak beban, peran dan tanggung
jawab yang harus segera diselesaikan pada saat yang bersamaan, maka ketika
dihadapkan pada kondisi kelas dimana saat pembelajaran berlangsung, salah seorang
murid melakukan aktivitas lain yang menggangu murid lain dalam kelas, tentu
dapat menimbulkan konflik. Lalu, sebagai guru apa yang akan kita lakukan?
Apakah sebagai guru kita akan marah? Apakah kita sebagai guru akan menegur
murid tersebut dengan cara mempermalukannya di depan teman-temannya?Ataukah
kita akan membiarkan murid tersebut asyik dengan dunia lainnya di saat murid
lain sedang fokus pada apa yang sedang dipelajari? Tentunya, sebagai guru kita
tidak akan memposisikan murid sebagai terdakwa. Jika demikian, langkah apa yang
sebaiknya tepat dilakukan oleh guru untuk merespon kondisi tersebut?
Pada koneksi antar materi
di modul 2.2 ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang saya miliki
sebelum, selama dan sesudah mempelajari modul Pembelajaran Sosial Emosional
(PSE). Saya menyadari penuh bahwa kita sebagai pendidik dan memimpin
pembelajaran tentunya sering kali memiliki perasaan emosi baik itu marah,
sedih, kuatir, kecewa bahkan stress karena banyaknya persoalan yang kita hadapi
dalam menjalankan profesi kita sebagai seorang guru. Dalam upaya guru sebagai
pendidik mengontrol dirinya, maka dipandang perlu bahkan menjadi urgensi untuk
setiap pendidik memiliki kompetensi sosial emosional (KSE) yang ada dalam
pembelajaran sosial emosional (PSE).
Sebelum saya mempelajari
modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional seseorang akan
muncul dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia menuju kedewasaan
sehingga dalam proses pembelajaran di kelas saya hanya berfokus kepada
pencapaian ketuntasan materi pembelajaran yang ada pada kurikulum sekolah.
Setelah mempelajari mudul ini, ternyata terdapat urgensi implementasi
pembelajaran sosial emosional oleh sebab ternyata pembelajara ini mampu
menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan dan melatih 5
Kompetensi Sosial Emosional melalui 4 indikator yaitu pengajaran eksplisit,
integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim
kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaaga kependidikan
(PTK) melalui teladan proses belajar dan kolaborasi dengan seluruh komunitas
sekolah.Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman
untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan
kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (Well-being), 3 hal
mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
1. Peningkatan 5 Kompetensi sosial dan emosional
melalui peningkatan prilaku positif.
2. Lingkungan belajar yang suportif dengan ditandai
pengurangan prilaku negatif
3. Peningkatan sikap pada diri sendiri, respek dan
toleran terhadap orang lain dan lingkungan sekolah melalui peningkatan
performance akademik murid.
Berkaitan dengan hal
tersebut diatas, perubahan yaitu:
a. bagi murid-murid: dengan
memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan dan melatih KSE sehingga
harapannya selain menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik, murid juga
memiliki pondasi yang kuat dan sukses dalam berbagai area kehidupan mereka
diluar akademik termasuk mencapai kesejahteraan psikologis.
b. bagi rekan sejawat:
berupaya secara konsisten untuk dapat menjadi teladan, belajar dan
berkolaborasi
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran
yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Melalui
proses kolaborasi ini maka murid, tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah
memperoleh ruang dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional sehingga dapat:
1. Memahami, menghayati dan mengelola emosi (Kesadaran
diri).
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (Manajemen
diri).
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
(Kesadaran sosial).
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(Keterampilan membangun relasi).
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab (Pengambil
keputusan yang bertanggung jawab).
Dengan demikian terdapat kaitan
pembelajaran sosial dan emosional yang telah saya pelajari dengan modul-modul
sebelumnya yakni:
1. Dengan memiliki dan mengimplementasikan 5 KSE yang
ada pada PSE maka seorang pendidik telah berupaya menuntun anak mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sejalan dengan filosofi
pendidikan yang dimiliki oleh KHD.
2. Guru yang menjalankan nilai dan peran seorang guru
penggerak akan bersedia secara mandiri, reflektif, kolaboratif dan
inovatif melakukan pembelajaran sosial emosional sebagai salah satu
rekomendasi pembelajaran yang berpihak pada murid.
3. Melalui implementasi PSE, guru dapat mewujudkan
visi yang dimilikinya yakni menumbuhkembangkan profil pelajar pancasila pada
murid-muridnya
4. Pembelajaran Sosial Emosional membantu seluruh
komunitas di sekolah dalam memahami dan mengenali diri serta emosi yang
dirasakan oleh masing-masing pribadi sehingga secara sadar penuh berupaya
mengontrol diri dalam menerapkan budaya positif yang ada disekolah.
5. Memahami urgensi PSE membantu guru dalam melakukan
identifikasi kebutuhan belajar yang dimiliki oleh murid terkait kesiapan
belajar, minat dan profil belajar murid dengan berbasis pada pembelajaran
berdiferensiasi.
Salam Bahagia