Sabtu, 07 Januari 2012

METODOLOGI PENELITIAN


LECTURE REVIEW          : FILSAFAT ILMU DAN METODE BERFIKIR
TANGGAL                           : 16 Desember 2011
MATERI KAJIAN               : METODOLOGI PENELITIAN
DISUSUN OLEH                  : FAIJAH (PAI SEMESTER I)
 



ABSTRAK

Metode kuantitatif dan kualitatif memang berbeda, terutama dalam axioma dan ciri-cirinya. Pada masa lalu, kedua metode tersebut dipisahkan. Tulisan ini menganlisa tentang perbedaan-perbedaan tersebut, agar pada masa depan, metode yang menyeluruh seperti yang diusulkan oleh Brennan dapat dikembangkan bersama dalam penelitian.
Pada masa lalu juga, oleh karena berbagai perbedaan yang ada antara dua metode, terutama dari segi konsep-konsep dasar serta berbagai aspek dari masing-masing metode, maka biasanya hanya salah satu pendekatan digunakan dalam penelitian.
Keadaan dalam universitas-universitas di Indonesia menunjukkan bahwa metode kualitatif menjadi pendekatan yang relative lebih baru dan sampai sekarang, sebagian besar penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif karena jumlah orang yang sungguh memahami metode kualtitatif masih sedikit.

Kata kunci: metode kualitatif, metode kuantitatif.



Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif
dalam Metode Penelitian


Latar Belakang
Sejak manusia memiliki awal peradabannya, manusia telah sadar akan curiosity-nya dan karena itu selalu to want to know anything. Ini adalah manusia dengan naluri penelitiannya. Seluruh ahli peneliti menjadi cikal bakal disiplin ilmu yang diciptakannya dan itu berkembang terus hingga masa globalisasi dengan teknologi dan informatika mutakhir. Dengan melihat pada perkembangan pohon ilmu sepanjang masa, maka manusia selalu menggunakan penelitian.
          Di dalam meneliti ini, manusia menggunakan metodologi yang selalu berubah untuk mencapai tujuan utama penelitian ialah pengembangan kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Jadi metodologi adalah alat saja yang dapat berubah dari saat  e saat, sejauh ia dapat dipergunakan untuk meneliti. Sudah barang tentu termasuk di dalamnya pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dengan kemajuan dan perkembangan jaman penelitian, tidak dapat diaku bahwa satu pendekatan saja yang paling benar! Pendekatan lain harus dipertimbangkan karena semua bergerak terus (Phanta Rhei). Ucapan Sumarno adalah gamblang, antara lain: “…statistik hanyalah alat bantu dan tidak pernah dapat menggantikan sama sekali fungsi dari aspek logika material dan perspektif keilmuan dari masing-masing disiplin”[1]
          Selain statistik, juga rumus, kamus ensiklopedia, materi kualitan, dan seterusnya tidak akan pernah tetap. Mereka hanya methodos (bahasa Yunani: artinya jalan, cara, sarana, alat, dan seterusnya) yang setiap saat dapat diganti dengan yang lebih tepat demi memecahkan masalah dalam suatu obyek penelitian.
Perkembangan penelitian sangat pesat sejak revolusi industri di abad ke-19. Ilmu-ilmu pengetahuan alam menjadi primadona di pentas keilmuan yaitu biologi, kedokteran, fisika, matematika, kimia, dan teknik. Pada saat itu pendekatan kuantitatif  menjadi dasar dari semua itu. Terlebih ketika ilmu teknik berkembang dengan aneka cabangnya seperti sekarang ini dalam bentuk industri, teknologi, dan informatika.
Demikian pula dalam pendekatan kualitatif telah muncul hasil-hasil penelitian terbaru. Dimulai dengan Frederick Le Play dalam penelitian kaum miskin, dilanjutkan masyarakat kumuh di Chicago (mashab Chicago), kesemuanya melemahkan positivism Comte yang selama dua abad (1700–1900), dianggap satu-satunya pisau analisa masalah kemasyarakatan. Inilah awal pendekatan kualitatif. Ditambah dengan Patton 1990, Glaser Strauss dan Corbin 1990, maka pendekatan kualitatif dipakai di dunia kedokteran dan baru kemudian pada bidang sosial kemasyarakatan. Dalam tulisan ini dilihat dasar pembedaan pendekatan-pendekatan kuantitatif dan kualitatif berdasar Williams 1988 dalam Faisal 1990:18. Kemudian karakteristik pembedaan pendekatan-pendekatan kuantitatif dan kualitatif berdasar Bogdan dan Biklen 1982 dalam Faisal 1990:28. Seluruh komentar atas kedua pandangan ini berasal dan dipertanggungjawabkan oleh penulis sendiri.

Pandangan Dasar Perbedaan
          Sebelum membahas tentang pandangan dasar kedua pendekatan ini, perlu dijelaskan batasan kedua istilah tersebut. Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Sebaliknya pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story.
          Ada lima pandangan dasar perbedaan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kelima dasar pandangan tersebut ialah sifat realitas, interaksi peneliti dan obyek penelitiannya, posibilitas generalisasi dan posibilitas kausal dan peranan nilai.
1.      Pada dasar pandangan sifat realitas, maka pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pengertian holistik. Itulah sebabnya peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada sang obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena selanjutnya pada sang obyek realitas.
2.      Pada dasar pandangan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, maka pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipatif. Itulah sebabnya penelitian kuantitatif agak memisahkan antara si peneliti sebagai subyek pelaku aktif dan obyek penelitian sebagai obyek pelaku pasif dan dapat dibebani aneka model penelitian oleh si peneliti. Sebaliknya dalam pendekatan kualitatif ada substitusi situasi dan mutual experience, bersama-sama di suatu medan (arena) nan tak terpisahkan yang sangat mutual dan tumpang tindih. Terasa sekali kuantitatif melontarkan subyek atas obyek yang saling terpisahkan, meneliti tentang sesuatu. Sebaliknya kualitatif melontarkan obyek atas obyek, yang tak terpisahkan, meneliti menembus di dalam sesuatu. Dengan perkataan lain, pendekatan kuantitatif to solve the problem by surrounding the problem. Sebaliknya pendekatan kualitatif to solve the problem by penetrating the problem.
3.      Pada dasar pandangan posibilitas generalis, maka pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedang pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements). Itulah sebabnya peneliti kuantitatif dapat dikenai atau dibebani dengan percobaan tertentu, lalu diukur hasilnya (ada macam-macam jenis eksperimen). Sebaliknya peneliti kualitatif  lebih menerjunkan diri dalam riak gelombang gejolak obyek penelitian dan terbenam di dalamnya. Ini agar dia menjadi mengerti, memahami, dan menghayati (verstehen) pada obyek penelitiannya.
4.      Pada dasar pandangan posibilitas kausal, maka pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sebaliknya pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan. Sebab dan akibat adalah nebula yang Pantha Rhei (mengalir kontinyu terus menerus). Itulah sebabnya pendekatan kuantitatif selalu on line process, satu arah, mulai dari awal sebab, proses, dan akhirnya akibat. Sebaliknya pendekatan kualitatif selalu on cyclus process, kontinyu dan banyak arah, suatu interaksi yang dipetakan dan masing-masing berupa sebab dan akibat sebagai kutub-kutubnya. Proses sebab akibat adalah suatu kelanjutan dari proses sistem model atau paradigma tertentu.
5.      Pada dasar pandangan peranan nilai, maka pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti sendiri yang subyektif. Itulah sebabnya penelitian kuantitatif selalu mendaku bahwa penelitian yang terbaik ialah yang obyektif, jujur, netral, dan apa adanya, dan yang terpenting kebal terhadap nilai-nilai di sekitar suatu obyek penelitian. Penelitian kualitatif memustahilkan hal ini. Hasil pengamatan jenis penelitian, analisa datang dan sekalian hasil penelitian tidak lepas (konstektual) dengan era, geografi, budaya dan aliran-aliran nilai yang berpengaruh di situ. Peranan nilai hendak dilihat dengan totalitas eksistensialnya.
Demikianlah kelima dasar pandangan yang sangat berbeda antara pendekatan kuantitatif dengan kualitatif , di antara karakter-karakter tersebut ada nuansa-nuansa yang overlapping antara kedua pendekatan tersebut. Cukup dari lima dasar perbedaan di muka untuk melihat perbedaan kedua pendekatan itu. Kaitan antara dasar untuk aplikasi kepada proses atau konstruk berikutnya sebagai follow-up ialah pada aspek ilmu dan metodologisnya.

Perbedaan Pendekatan dari Aspek Keilmuan dan Metodologis
Apabila disimak tulisan Bogdan dan Biklen dalam Faisal (1990:28-30), maka nampak ada perbedaan baik pada tatanan ilmu atau pun proses penelitiannya. Namun pada pandangan penulis terlihat rongga-rongga nuansa yang nampak longgar di mana terjadi saling tumpang tindih antara keduanya. Sekaligus hal ini berarti arah kesamaan dan arah penggabungan pada kedua pendekatan ini. Ada 15 aspek yang diperhadapkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada nuansa ketajaman. Kelima belas aspek tersebut ialah sebagai berikut.
1.      Aspek Pendekatan Metodologis. Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah eksperimen, hard data, empirik, positivistik, fakta nyata di masyarakat dan statistik, eksperimen, survai, interview terstruktur, dan seterusnya. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah etnografis, tugas lapangan, soft data, interaksionisme simbolik, naturalistik, deskriptif, pengamatan dengan keterlibatan peran, phenomenologik, data dokumenter, studi kasus, studi sejarah deskriptif, dan studi lingkungan kehidupan, observasi, review dokumen, partisipan observer dan story.
2.      Aspek Konseptualisasi. Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah variabel, validitas, reliable, signifikansi, hipotesis, replikasi, dan seterusnya. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah: makna, akal sehat, pengertian, batasan situasi, fakta kehidupan sehari-hari, proses, kontruksi sosial, dan sebagainya. Pada umumnya pendekatan kunci berasal dari obyek penelitian alamiah dan biarlah apa adanya, jangan diintervensi, ataupun diubah.
3.      Aspek Tokoh-tokoh Pelopornya. Pada pendekatan kuantitatif, tokoh-tokoh beraliran positivistik seperti Emile Durkhein, L. Guttman, Fred Kerlinger, Donald Cambell, dan Peter Rossi. Rata-rata beliau adalah ahli yang percaya pada ilmu pasti dan eksak dengan rumus-rumus kuantum yang kuat. Pada pendekatan kualitatif, tokoh-tokoh beraliran Pragmatik seperti Max Weber, Charles Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm Strauss, Herbert Blumer, Erving Goffman, George H. Mead, dan Burney Glaser. Kebanyakan dari mereka, walaupun ada yang ahli ilmu-ilmu eksak, ialah dari jenis-jenis ilmu kemanusiaan misalnya kedokteran, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi dan kebudayaan.
4.      Aspek Orientasi Teoretik. Pada pendekatan kuantitatif dasar teorinya ialah struktural fungsional, positivisme, behaviorisme, logika empirik dan sistem teoritik. Mereka mengutamakan teori yang tersistematik, jelas dan pasti. Pada pendekatan kualitatif, dasar teoritiknya ialah simbolik interaksionisme, etnometodologi, phenomenologik, kebudayaan, dan sebagainya. Para kualitan ini mengutamakan bukan teori yang pasti atau mapan, mereka berteori tentang fenomena-fenomena manusia dari aspek simbol, etnik, dan seterusnya. Sesuatu yang dapat saja berubah, bahkan ada aliran ekstrim yang kualitatif dengan meniadakan teori dalam penelitian.
5.      Aspek Jenis Ilmunya. Bidang ini agak terbaur dan berubah secara nuansa (range), artinya sulit untuk menspesifikan (koridor, kotak) ilmunya an sich. Namun kecenderungan ada ilmu-ilmu yang memiliki pendekatan ambivalen sekaligus. Kecenderungan kuantitatif terdapat pada ilmu-ilmu teknik, pasti dan alam, ekonomi, psikologi, sosiologi, computer science, dan seterusnya. Kecenderungan kuanlitatif terdapat pada ilmu-ilmu humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi, ilmu kebudayaan, dan seterusnya. Akhir-akhir ini ada ilmu yang memiliki pendekatan kedua-duanya seperti sosiologi, kedokteran, perilaku, ekonomi deskriptif, dan seterusnya.
6.      Aspek Tujuan atau Target. Pada pendekatan kuantitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah melalui uji teoritik, membangun atau menyusun fakta dan data, deskripsi statistik, kejelasan hubungan dan prediksi. Berarti tiap langkah mengutamakan aksioma, rumus, dan soal-soal penyelesaian dan mengatasi persoalan secara langsung. Pada pendekatan kualitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah membangun teori dari data atau fakta, mengembangkan sintesa interaksi dan teori-teori yang dibangun dari fakta-fakta mendasar (grounded) mengembangkan pengertian, dan sebagainya. Berarti tiap langkah mengutamakan proses, apa adanya dan tanpa dibatasi norma-norma, rumus, dan seterusnya.
7.      Aspek Korelasi dengan Responden. Pada pendekatan kuantitatif diperlukan ukuran short term atau long term, jarak dengan yang diteliti, menilai sebagai peneliti penuh terhadap yang diteliti, dominasi pada peneliti, dan seterusnya. Mereka menghadapmukakan peneliti orang dan diteliti obyek dengan aneka ulah, aturan dan norma. Pada pendekatan kualitatif diperlukan hubungan yang sederajat dan tidak terbatas atau membedakan antara yang meneliti dan diteliti. Hubungan ialah emphatik, equilitarian, kontak yang intensif, interview mendalam, dan sebagainya. Mereka yang meneliti harus tenggelam atau sama derajat dengan yang diteliti. Bila perlu mereka berkedok sebagai informan rahasia di tengah penelitiannya. Mereka “penetrating” (menembus) di tengah masalahnya.
8.      Aspek Instrumen dan Perlengkapan Pada pendekatan kuantitatif, maka perlengkapan seperti kuesioner, inventories, komputer, indeks, pengukuran dari rumus-rumus, dan seterusnya. Jelas mereka menerapkan aplikasi teknik rumus dan kepastian. Pada pendekatan kualitatif, maka perlengkapan seperti tape recorder, audiovisual, dan seterusnya yang diperlukan. Mereka menganggap “The researcher is often the only instrument”.
9.      Aspek Pendekatan terhadap Populasi. Pada pendekatan kuantitatif dipergunakan rechecking berupa kontrol, validitas, reification, obtrusiveness, dan seterusnya. Mereka mempergunakan kontrol yang jelas dengan pengulangan proses menuju pada kebenaran tujuan penelitian. Pada pendekatan kualitatif dipergunakan time consuming, reduksi data, reliabilitias, dan seterusnya.
10.  Aspek Desain. Pada pendekatan kuantitatif, mereka menginginkan disain yang terstruktur, terorganisasi, urut, bagan yang sistematik. “Design is a detailed plan of operation”. Pada pendekatan yang kualitatif, mereka menginginkan disain yang fleksibel, umum, dan muncul dengan sendirinya. “Design is a punch as to how to you might proceed”. Oleh karena itu disain pendekatan kualitatif tidak pernah uniform atau seragam.
11.  Aspek Penggalian Data Lapangan. Pada pendekatan kuantitatif, penggalian data dilakukan melalui coding kuantitatif, perhitungan, pengukuran, dan statistik. Kesemuanya diaplikasikan pada patokan umum dan diukur dengan patokan tersebut, untuk dinyatakan pembuktian diterima atau ditolak. Pada pendekatan kualitatif, penggalian data dilakukan melalui deskripsi obyek dan situasi, dokumentasi pribadi, catatan lapangan, fotografis, istilah-istilah atau jargon-jargon kerakyatan, dokumentasi resmi, dan sebagainya. Tidak ada patokan abash dari peneliti, semua proses dianggap absah asal itu terjadi benar-benar (empirik) dan patokan baru diadakan setelah semua peristiwa terjadi.
12.  Aspek Pengambilan Sampel. Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel harus terseleksi jelas, dengan cara acak, terstruktur, mana yang kelompok eksperimen dan mana yang kelompok kontrol. Sampel harus mewakili populasi (representatif). Pada pendekatan kualitatif, jumlah sampel tidak perlu besar, namun purposiveness, dapat berwujud sistem bola salju, analisis isi, historiografi, dan biographical evidence.
13.  Aspek Analisa Data. Pendekatan kuantitatif memakai penyimpulan analisa data berdasar deduksi, kesimpulan dari suatu koleksi data, akhirnya dihitung melalui perhitungan statistik. Analisa data kuantitatif membentuk batasan yang diterima atau ditolak oleh teori yang telah ada. Pendekatan kualitatif memakai penyimpulan konsep, induktif, model, tematik, dan sebagainya. Analisa data kualitatif dapat membentuk teori dan nilai yang dianggap berlaku di suatu tempat.
14.  Aspek Keabsahan Data. Pendekatan kuantitatif memakai kontrol berupa alat statistik, pengukuran, dan hasil-hasil  yang relevan dengan rumus yang berlaku. Pendekatan kualitatif memakai kontrol berupa negative evidence, triangulasi, kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas. Alat-alat pada pendekatan berupa aktivitas paska penelitian untuk lebih meyakinkan dengan mengulang pemeriksaan data, bertanya obyektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasti, kepercayaan yang berulang-ulang mempola, dan seterusnya.
15.  Aspek Penulisan Laporan. Pendekatan kuantitatif menulis laporan menurut bagan formal tetap, isi yang tetap, lengkap dan merupakan hasil laporan dan hasil uji dengan perhitungan dari lapangan penelitian yang empirik. Pendekatan kualitatif menulis laporan menurut logika penulis dalam urutan laporannya. Isi tidak menurut formalitas yang tetap, namun berupa rangkaian stories yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti, terdiri dari story dengan penulisan yang dapat saja saling tumpang tindih namun bermakna.

Kesimpulan
   Mengakhiri tulisan tentang perbedaan pendekatan kuantitatif dan kualitatf ini, nampak, bahwa kedua pendekatan memang nyata perbedaannya. Hal ini nampak dalam disain, proses atau alur penelitian dan penyajian hasil penelitian.
Keduanya Nampak belum dapat disatukan atau sinkronisasinya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk tetap memilah keduanya.
Apabila di dalam lembaga pendidikan/penelitian, telah ada pengajar/peneliti yang mengadakan pendekatan di antara keduanya, masih perlu kebijakan untuk berapa besar opini yang dapat dilakukan di antara para pengajar ini.
Apabila telah ada pengertian dan kesamaan aliran pandangan antara kedua pendekatan ini, baru dapat dilaksanakan untuk penelitian komprehensif bersama.


Daftar Pustaka
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997

Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Press, 1989

Faisal, Sanapiah, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: YA-3, 1990

Miles, M.B. dan M.A. Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1992

Moleong, L.J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Ramaja Karya, 1989

Sumarna, Cecep, Filsafat Ilmu, Bandung: Mulia Pers, 2010


[1] Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997). hlm. 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar